SURABAYA – Transformasi digital kian mendesak, terutama bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung ekonomi Jawa Timur.
Hal itu ditegaskan dalam Dialog Sinergitas Peningkatan Literasi Masyarakat bertajuk “Transformasi Digital dalam Perdagangan: Peluang dan Tantangan” di Graha Kadin Jatim, Kamis (28/8/2025).
Ketua Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, menyampaikan fakta yang cukup mengkhawatirkan: dari jutaan UMKM di Jawa Timur, baru sekitar 45 persen yang memanfaatkan teknologi digital untuk promosi, dan hanya 15 persen yang menerapkannya dalam produksi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Digitalisasi keuangan misalnya, bisa memudahkan pencatatan stok hingga perhitungan penjualan. Sayangnya, pemanfaatannya masih minim,” kata Adik Dwi Putranto dikutip, Kamis (28/08/2025).
Kepala Diskominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin, menekankan bahwa transformasi digital bukan hanya soal bisnis, tapi juga literasi informasi.
Dengan 72,6 persen masyarakat menjadikan media sosial sebagai sumber berita utama, risiko hoaks semakin tinggi.
“Era globalisasi membawa peluang sekaligus jebakan. Literasi digital hadir agar masyarakat tidak mudah terjebak penipuan atau penyalahgunaan teknologi,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPD Aptiknas Jatim, Ageng Permadi, mengingatkan bahwa transformasi digital adalah perjalanan tanpa garis akhir.
“Yang bertahan bukan yang terbesar, tapi yang paling cepat beradaptasi. Transformasi digital itu tidak pernah selesai, kalau merasa sudah di garis akhir pasti akan tergilas,” ujarnya.
Melalui dialog ini, DPRD Jatim dan para pemangku kepentingan sepakat memperkuat ekosistem digital agar UMKM berani naik kelas sekaligus mampu bersaing di pasar global.