SURABAYA – Kota Surabaya kembali menunjukkan cara berbeda dalam menjaga keamanan warganya. Bukan hanya mengandalkan aparat, tetapi menggerakkan seluruh elemen masyarakat melalui program Kampung Pancasila.
Uniknya, program ini juga melibatkan generasi muda, termasuk Gen Z, untuk ikut menjaga ketertiban kota. Hal ini mendapat sorotan langsung dari Kementerian Dalam Negeri.
Dirjen Dukcapil Kemendagri, Teguh Setyabudi, menilai Surabaya berhasil menjadikan budaya gotong-royong sebagai sistem keamanan yang hidup di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya memberikan apresiasi terhadap pembentukan Kampung Pancasila. Bahkan, ada lebih dari 6.000 ASN (Aparatur Sipil Negara) Pendamping yang diterjunkan di 1.361 RW Surabaya,” ujar Teguh dikutip, Jumat (12/9/2025).
Bagi Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Kampung Pancasila bukan sekadar program keamanan, melainkan gerakan kebersamaan.
“Karena keguyuban dan kerukunan itu jauh lebih penting daripada yang lainnya. Karena itulah cikal bakal untuk menjaga, menjalankan setiap kampung. Karena kota ini kuat kalau kampungnya juga kuat, diawali dari kampung,” tegasnya.
Sejak digulirkan Juni lalu, Kampung Pancasila terbukti ampuh. Saat kerusuhan akhir Agustus, warga di sejumlah kawasan mulai Wonokromo hingga Pabean Cantian mampu menjaga wilayahnya tetap kondusif.
Kini, Pemkot Surabaya tengah menyiapkan standar operasional Kampung Pancasila agar bisa menjadi pedoman bersama. Jika berhasil, model partisipasi warga ini berpotensi direplikasi di daerah lain.
Kampung Pancasila bukan hanya tentang keamanan, tetapi juga tentang membangun kota lewat persatuan generasi.