SURABAYA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan pendidikan antikorupsi harus ditanamkan sejak usia dini. Deputi Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK, Wawan Warduana, menyebut langkah ini sebagai kunci membangun generasi yang berintegritas.
“Tugas KPK bukan hanya penindakan, tapi juga pencegahan dan pendidikan. Kami sebut sebagai trisula,” ujar Wawan dikutip, Senin (15/9/2025).
Menurutnya, materi antikorupsi perlu hadir dari bangku PAUD hingga perguruan tinggi. Keterlibatan masyarakat pun sangat penting karena KPK tidak bisa bekerja sendiri.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menegaskan dukungannya. Sekda Jatim, Adhy Karyono, menyebut agen penyuluh antikorupsi menjadi perpanjangan tangan KPK dalam menanamkan kesadaran publik.
“Komitmen kami jelas. Transformasi digital dan reformasi birokrasi sudah kami jalankan. Tantangan terbesarnya justru ada pada pola pikir. Karena itu, agen penyuluh sangat penting untuk membuka kesadaran masyarakat,” tegasnya.
Pemprov mengalokasikan 3 persen anggaran untuk memperkuat program, termasuk menambah jumlah penyuluh dari kalangan ASN. Saat ini, sudah ada 270 penyuluh aktif di Jawa Timur yang berasal dari berbagai profesi.
Ketua Forum Penyuluh Antikorupsi Jatim, Laily Vitria Adhitama, menegaskan peran mereka menjaga zona integritas di akar rumput.
“Penyuluh berperan menjaga zona integritas. Inilah gerakan bersama membangun budaya antikorupsi di Jawa Timur” ujarnya.
Dengan strategi pendidikan dan peran aktif masyarakat, Jawa Timur menargetkan menjadi contoh daerah yang mampu menutup celah korupsi sejak dari sumbernya: pola pikir generasi muda.